Apa sih maunya milenial ditahun politik 2024?

Geliat politik menuju pemilu 2024 sudah terasa, partai politik pun sudah beradu strategi dalam menggaet suara. KPU sudah menetapkan hari pencoblosan pada 14 Februari 2024, tanggal yang spesial bagi kalangan muda karena bertepatan dengan hari Valentine atau hari kasih sayang.

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan generasi milenial akan menjadi generasi mayoritas dalam struktur demografi di Indonesia. Pada tahun 2024 Jumlah penduduk mencapai 282 juta jiwa dan menurut kelompok umur, penduduk milenial berusia 20-35 mencapai 24 % atau 63,4 juta dari penduduk kategori usia produktif (14-64 tahun) yang jumlahnya adalah 179,1 juta jiwa (67,6 %). Jumlah yang cukup signifikan. Generasi milenial akan menjadi tumpuan dan menentukan wajah Indonesia di masa depan.

Apa sih maunya milenial ditahun politik 2024?

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute dalam Indonesia Millennial Report 2019, televisi dan media digital adalah media yang paling efektif untuk menjangkau milenial. Sebanyak 54,5 % mendapatkan informasi dari media digital. 70,4 % milenial mengakses media digital untuk mengetahui berita terkini. Kemudahan akses, multi-tasking, dan kecepatan menjadi alasan utama memilih media digital.

Menariknya, dari hasil survei tersebut adalah hanya 23.4% mengikuti berita atau isu tentang politik, 70% milenial memilih tokoh dan bukan partai politik. Hal ini menunjukan rendahnya ketertarikan kaum milenial terhadap politik atau cenderung apatis. Sedangkan mereka yang tertarik politik lebih mempertimbangkan ketokohan politik dibandingkan dengan partai politik.

Tokoh politik yang diharapkan kaum milenial yakni jujur, dekat dengan rakyat, bebas korupsi, dan mampu melakukan perubahan. Sedangkan, faktor tokoh muda tidak menjadi prioritas utama bagi milenial. Milenial memang tidak tertarik kepada politik, tetapi mereka memiliki komitmen dan kepedulian untuk memperbaiki Indonesia dan menjaga NKRI.

Dalam perhelatan politik generasi milenial merupakan pemilih potensial (voter) yang sangat berpotensi sebagai agen perubahan. Generasi milenial kelak menjadi calon penerima estafet kepemimpinan bangsa. Terhadap kehidupan politik, generasi milenial mempunyai karakter, mereka lebih melek teknologi tetapi cenderung apolitis terhadap politik. Mereka tidak loyal kepada partai, sulit tunduk dan patuh instruksi. Generasi milenial cenderung tidak mudah percaya pada elite politik, terutama yang terjerat korupsi dan mempermainkan isu negatif di media sosial. Mereka cenderung lebih rasional, menyukai perubahan. Mereka cenderung menyalurkan hak politik kepada partai yang menyentuh kepentingan dan aspirasi mereka sebagai generasi muda.

Sedangkan menurut survei Litbang Kompas (5 Januari-9 Februari 2022) juga merekam sosok pemimpin yang diinginkan kaum milenial dan generasi Z. Di level nasional, mereka menginginkan presiden dengan tiga karakter utama, yakni tegas (24,7 persen), memahami kondisi negara (22,3 persen), dan merakyat (19,1 persen). Selain itu juga aksi nyata (11,1 persen), adil (10,6 persen), jujur (7,2 persen), bijaksana (7,2 persen), dan bertanggung jawab (6,8 persen).

Karakteristik yang unik dikalangan milenial inilah menjadi tantangan tersendiri bagi semua partai politik untuk meyakinkan mereka datang ke TPS dan mendulang suara di pemilu 2024.

*Pegiat Politik